Monday, October 19, 2009

Capitalism: Neo Marxian Perspective (2)



Roy Erickson Mamengko

Kritik atas pemikiran Baran
Anthony Brewer misalnya, membantah kalau Baran memberi sumbangan pada perubahan teori Marxisme, terutama terhadap konsep monopoli kapitalis sebagai penyebab “stagnasi”, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara yang belum berkembang. Dalam pandangan Brewer, fungsi kapitalisme di negara-negara maju sangat berbeda dengan fungsi kapitalisme di negara-negara terbelakang. Lebih dari semuanya itu, pendekatannya menjadi dasar pemikiran lanjut Marxisme berikutnya terhadap keterbelakangan yang mulanya sangat tertutup bagi Marxisme klasik, tetapi kemudian berkembang menjadi kenyataan (Brewer 1980, 132,133). Brewer selanjutnya mengatakan, bahwa teori Baran tentang monopoli kapitalisme pusat mengarah pada terhambatnya secara mendasar dinamika masyarakat di peripheri. Akhirnya Brewer menyimpulkan bahwa “letak pentingnya teori Baran ada pada analisanya tentang negara-negara yang belum berkembang, dan menyediakan ide yang cukup untuk dikembangkan lagi oleh pemikir lain (Brewer 1980, 157).

Kritik atas pemikiran Baran juga dikemukakan secara proporsional oleh James Cypher. Dia mengemukakan, bahwa “perkembangan dari keterbelakangan itu sebagai argumentasi historis yang statis jika dijadikan sebagai dasar perubahan, karena konsep ini mengabaikan kekuatan-kekuatan sosial-ekonomis sebagai pengimbang (Cypher 1979, 35). John Taylor maju selangkah, dalam penelitiannya terhadap teori keterbelakangan dari Baran dan Frank dia menyimpulkan; Baran gagal membangun sebuah model analisis terhadap suatu sistem produksi ekonomi yang dibutuhkan untuk meneliti kapitalisme di negara-negara terbelakang. Taylor menegaskan “tidak ada model analisa yang dapat digunakan untuk menjelaskan model non-kapitalisme, sebelum analisis mendalam terhadap berbagai bentuk panetrasi kapitalisme itu dilakukan. Baran hanya mengarah pada simpulan yang tidak adekuat mengenai panetrasi yang menghambat evolusi dari kapitalisme. “ Justru perkembangan ekonomi yang dapat menghapus panetrasi”. Argumen ini dapat dijadikan dasar analisis kondisi-kondisi masyarakat terbelakang yang dapat menggambarkan bagaimana surplus ekonomi itu dihasilkan dan digunakan, (Taylor 1979, 83).

Perspektif Andre Gunder Frank-Walter Rodney
Dalam artikelnya yang terbit pada tahun 1966, Frank berpendapat, banyak “teori telah gagal menerangkan struktur dan perkembangan sistem kapitalisme secara keseluruhan dan gagal mempertanggung jawabkan perkembangannya. Frank mengajukan sejumlah hipotesa; (1) hubungan antara kota-kota besar dengan negara-negara satelit di dunia dewasa ini menunjukan bahwa kota-kota besar cenderung maju, sedangkan kota-kota satelit menjadi terbelakang. Selanjutnya, hubungan ini dilukiskannya sebagai kota-kota besar dari suatu bangsa yang tergantung, seperti Buinos Aires dan Sao Paulo yang mulai berkembang sejak abad ke-19, tetapi sampai saat ini negara-negara itu masih tergantung pada kota-kota besar di luarnya, seperti Inggris Raya dan Amerika Serikat. (2) negara-negara satelit berkembang ketika ikatan-ikatan pada kota-kota besar menjadi sangat lemah. (3) kawasan dipinggir kini tampak telah menjadi feodal dan terbelakang, tetapi tidak mau lepas dari negara pusat yang sekarang merupakan negara pra-kapitalis. Kendati kawasan ini mampu menyediakan hasil produk dan sumber modal besar untuk kota-kota besar dunia. Suatu ketika, bila kawasan-kawasan ini ditinggalkan oleh kota besar penghasilan negara berbelakang akan mengalami kemerosotan. (4) kawasan perkebunan yang besar, ditetapkan sebagai suatu perusahaan komersial sebagai jawaban pada tuntutan pasar modal dan dunia. (5) karakter keterbelakangan dan feodalisme dari beberapa kawasan peripheri itu mengalami penurunan produksi dalam tambang dan pertanian setelah ditinggalkan oleh kota-kota besar dunia (Frank 1966, 23-30).

Tesis tentang keterbelakangan tersebut ditulis oleh Frank dalam bukunya On Kapitalist Development (1975 b). Dalam bukunya itu, dia mengajukan beberapa alasan teoritis; (1) Bahwa sebelum adanya perkembangan tidak ada keterbelakangan “seperti yang kita ketahui sekarang, bahwa perkembangan ekonomi merupakan hasil simultan yang berhubungan dengan pertumbuhan dari satu sistem ekonomi tunggal, yakni “kapitalisme”. Disini Frank menekankan pada surplus ekonomi dalam proses perkembangan dan keterbelakangan yang bertumpu pada pemakaian konsep dari Paul Baran dan bersandar pada peristiwa-empiris yang serupa dengan surplus ekonomi aktual yang diuraikan oleh Paul Prebich. (2) Dalam penelitiannya tentang kodrat perkembangan sejarah, tampak dia agak sedikit melenceng dari esai Baran tentang keterbelakangan serta analisa Marxian tentang kehancuran perusahaan Inggris di India pada abad ke-19. (3) Tentang persoalan khusus yang muncul dari penafsiran terhadap keterbelakangan kapitalisme, feodalisme, kolonialisme internal, dan seterusnya. Dalam usaha ini Frank berpendapat bahwa selama kurang lebih empat abad, kapitalisme mempertajam proses historis tunggal yang berkembang dari suatu sistem menuju pada skala dunia. Bagian dari sistem ini menguasai sistem lain kemudian memunculkan perbedaan-perbedaan regional. “Meskipun hasil-hasil pemusatan regional dari perkembangan dan kemunduran, juga mengembangkan sektor-sektor agama yang sudah berkembang, namun hasil dari proses itu tetap sama, yakni pemerintahan kapitalis yang tidak seimbang” (Frank 1975 b, 43).

Buku On Capitalist Development (1975b) tersebut ini dan tulisan Frank lebih awal lainnya, merujuk pada hubungan ketergantungan antara kota metropolitan dan kota satelit yang dipelajarinya di Chili (1964). Buku lainnya tentang kolonialisme internal dan persoalan Indian (1965), dan tulisannya tentang Brazil yang kemudian disatukan dalam satu buku yang berjudul Capitalism and Underdevelopment in Latin America, (1967).

Pada awalnya Frank bekerjasamaa dengan Paul Baran untuk memahami hambatan-hambatan perkembangan komunitas-komunitas masyarakat yang terkebelakang. Dia mengatakan bahwa, dirinya adalah “liberal” yang progresif sampai akhirnya menjadi sadar, untuk “belajar ilmu ekonomi-politik dalam alam pra-liberal klasik dan post-liberal Marxis” (Frank 1976, xiv). Beranjak dari sini kemudian dia mengelaborasi pertanyaan-pertanyaan kontra-produktif pada diri para kapitalis Amerika Latin yang belum berkembang, seperti pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan; (1) cara pengambil alihan surplus ekonomi dari para kapitalis-ekonomi yang diciptakan oleh para produsen dan para pekerja monopolistik, (2) adanya polarisasi antara metropolitan pusat dan kota satelit pinggiran, (3) berlanjutnya penciptaan sistem kapitalisme dalam negara-negara yang belum berkembang (Frank 1967, 6-14).

Kasus di Chili misalnya, Frank membantah kalau lingkaran ekonomi bertumbuh karena perkembangan kapitalisme dalam skala besar (metropolis). Selama abad ke-17 Chili “sudah terisolir karena hubungannya dalam struktur dunia kapitalis lemah (metropolis-satelit). Selama abad ke-18, Chili melanjutkan usahanya di bidang eksport, pertama-tama dengan emas dan besi, kemudian tembaga. Sementara itu, selama abad ke-19, kapitalisme menyatu dengan keterbelakangan dalam negeri”, akibatnya perkembangan nasional mengalami hambatan dan keterbelakangan”. Selama abad ini, pertentangan makin membesarkan rasa ketergantungan Chili dari Amerika Serikat. Frank menyimpulkan, bahwa keterbelakangan di Chili adalah sebagai akibat dari struktur feodal yang berasal dari kekuasaan domestik dan diikat oleh kepentingan-kepentingan komersial asing, dimana negara dan institusi-institusinya “hanya berperan sebagai bagian dari sistem kapitalis dan sebagai alat kaum borjuis” (Frank 1967, 33, 36, 35, 116).

Frank menghadirkan hal yang sama dalam analisanya mengenai kapitalisme yang terkebelakang di Brazil. Dia menyerang argumentasi yang bersandar pada fakta keliru dan alasan teoritis tidak kuat yang telah membuat Brazil berada dalam kondisi dualisme; modern-kapitalis, prakapitalis-feodal atau semifeodal (Frank 1967, 146) Selajutnya, dia mengajukan model alternatif. Satu mata rantai dari kota metropolitan dunia ke kota satelit internasional, seperti Sao Paulo dan kota-kota metropolitan yang setara provinsi (Belo Horizonte dan Recife), serta kota-kota satelit regional dan lokal lainnya. Gambaran model ini mengacu dari timbul tenggelamnya pabrik gula dan keterbelakangan wilayah di bagian Timur laut negara tersebut.

Frank juga menguji akar kehancuran industri textil di Portugis sebagai konsekuensi dari Perjanjian Munschen pada tahun 1703 dimana Portugal menjadi eksportir anggur yang dipertukarkan dengan textil di Inggris yang pada akhirnya membanjiri pasar di Portugis. Portugal kemudian menjadi perantara antara Inggris Raya dan Brazil serta koloni-koloni Portugal lainnya, “sebuah metropolis-satelit yang mengambil bagian sedikit dari surplus ekonomi yang dimiliki negara satelit Brazil. Posisi monopoli yang bersifat politik sampai sekarang masih dipelihara”, (Frank 1967, 156).

Untuk menguraikan lebih lanjut teori keterbelakangan ini, Frank kemudian menerbitkan bukunya yang berjudul Latin America : Underdevelopment or Revolution (1969). Disini Frank menegaskan kembali tesisnya bahwa keterbelakangan merupakan konsekuensi dari perkembangan kapitalisme dunia. Selanjutnya, ia mencoba menelanjangi dasar pemikiran ideologi-konservatif, maupun letak pemikiran liberal yang progresif. Inti pemikiran Frank dalam buku ini; Pertama, secara sistematis ia menyerang pendekatan tipe ideal yang dihadirkan oleh Max weber serta pola-pola variabel Talcott Parson yang terdapat pada tulisan-tulisan Bert Hoselitz. Juga, terhadap pendekatan tahap-tahap pertumbuhan dari W.W. Rostow dan pandangan-pandangan dari para ekonom Amerika.

Inti argumentasi Frank; bahwa seharusnya pengetahuan, teknologi dan modal dari negara-negara berkembang dapat disebarkan ke negara-negara terbelakang).[7] Kedua, dia mengajukan suatu pandangan pembelaan terhadap ekonom Robert Heilbroner atas kebijakan Amerika Serikat.[8] Frank juga menguji mekanisme imperialisme, khususnya pengaruh bantuan Amerika Serikat pada Amerika Latin, aliran modal dari Brazil ke Amerika Latin, dan kelemahan-kelemahan dari kebijakan Amerika Serikat. selanjutnya, dia merujuk pada pemikir Pablo Gonzales Casanova yang menekankan pada sebuah komunitas dua rangkap, kolonialisme internal dan pre-kapitalisme. Frank mempertimbangkan “kekeliruan empiris, ketidak logisan teoritis, dan keseluruhan konsekuensi ilmiah yang tidak dapat diterima”[9] Akhirnya Frank tiba pada sebuah solusi bagaimana negara-negara kapitalis terbelakang mengatasi keterbelakangannya. dia mengatakan bahwa musuh yang perlu segera ditangani untuk “pembebasan nasional” negara-negara terkebelakang adalah klas borjuis dan imperialis nasional. Sebab, struktur kelas di wilayah-wilayah terkebelakang dibentuk oleh struktur kolonial dari kapitalisme-internasional, dan pergulatan anti imprialisme hanya dapat ada sebagai pergulatan kelas.

Frank selanjutnya menunjukkan bagaimana kebijakan-kebijakan dari kaum borjuis memperkuat ketergantungan ekonomi yang mengabdi pada perkembangan dari keterbelakangan. Dalam hal ini, Frank mencoba memperluas studinya mengenai keterbelakangan keluar dari wilayah Amerika Latin dengan harapan dapat mengatasi sifat dari ketergantungan dan dapat menemukan suatu penyelesaian atas persoalan keterbelakangan itu. Dia tahu bahwa sumbangan Fernando Henrique Cardoso, Theotoniodos Santos, Osvaldo Sunkel, dan penulis lainnya juga membahas mengenai kelanjutan dari teori ketergantungan yang berupaya menemukan ide-ide baru, bukan hanya bagaimana mengeluarkan Amerika Latin dari ketergantungannnya, tetapi untuk menemukan alat analisa mengenai dinamika sistem kapitalisme secara keseluruhan.

Kritik-kritik teoritis
Geovanni Arrighi mengeritik usaha Frank ini. Dia menulis sebuah pernyataan teoritis mengenai ketergantungan dan keterbelakangan di belahan dunia. “Arrighi menyanggah, kalau model produksi internal-lah yang menentukan perubahan hubungan eksternal, tetapi ia melihat sebaliknya. Sirkulasi menentukan produksi pada batas sistem kapitalisme, sebagaimana yang diformulasikan oleh Ruy Mauro Marini dalam “dialektika ketergantungan” (Frank 1978b) Kritikan Samir Amin juga berpengaruh. Menurut Frank, Amin menuduh bahwa Frank mengabaikan dunia luar Amerika Latin dan mengabaikan tahap-tahap analisis historis dalam perkembangan kapitalisme dan karena itu Frank berbalik arah menganalisa sistem kapitalisme pada skala dunia yang terintegrasi. Dipengaruhi oleh Emmanuel Arghiri dalam bukunya Unequal Exchance (1972) dan tulisan Amin Accumulation on a world scale (1874a), tekanan pemikiran Frank terletak pada pertukaran internasional, meskipun Frank tampaknya dipengaruhi juga oleh teori sistem-sistem dunia dari Immanuel Wallerstein.

Beberapa tulisan lain Frank menunjukkan pengaruh Wallerstein terhadapnya. Tulisan Frank berjudul World Accumulation. 1492-1789 (1978b) memusatkan perhatian pada evolusi historis penumpukkan kapital di Eropah Barat. Dalam volume pertama dari buku Das Capital, Marx mencantumkan kapitalisme modern sebagai perluasan pasar dan perdagangan bertahap di abad ke-19, sebuah usulan yang disatukan oleh Wallterstein dalam Modern World-System-nya yang kemudian disanggah oleh Frank dalam studinya tentang kapitalisasi dunia. Volume yang lain yang membahas tentang ketergantungan dan keterbelakangan (1978a), berusaha menerangkan mengapa Eropah, Amerika Utara, dan Australia maju, sementara Afrika, Asia dan Amerika Latin tetap terbelakang.


Catatan:

[7] Paul A. Baran, “Refleksi Atas Revolusi Cuba”, dalam Baran (1969), 390.
[8] Frank (1969), Bab II, “Kenyataan dan Retorika Heilbroner”, hal.125-136.
[9] Ibit., Bab 7, “Antropology Liberal vs Liberal Antropology”, hal 137-145, publikasi Mei 1968, dalam Antropologi sekarang.
----------------------------------
RUJUKAN
Baran, Paul A., 1960, The Political Economy of Growth. New York: Prometheus.
----------------., 1969, The Longer View: Essays Toward a Critique of Political Economy. New York: Monthly Review Press.
Baran, Paul A., and Paul M. Sweezy., 1966, Monopoly Capital: An Essay on the American Economic and Social Order. New York: Monthly Review Press.
Booth, David., 1975, “Andre Gunder Frank: An Introduction and Appreciation. Pp.50-85 in Ivar Oxaal, Tony Barnett, and David Booth, eds., Beyond the Sociology of Development. London: Routledge end Kegan Paul.
Brewer, Anthony., 1980, Marxist Theories of Imperialism. London: Routled and Kegan Paul. Includes, among others, chapters on Amin, pp.233-257, Baran, pp. 131-157, and Frank, Wallerstein, and the Dependency “theorists”, pp. 158-181.
Cypher, James., 1977, “The Third Historical Epoch of the Capitalist Mode of Production.” Insurgent Sociologist 7 (fall), 74-82.
------------------., 1979, “The Internationalization of Capital and the Transformation of Social Formationas: A Critique of the Monthly Review School”. Review of the Political Economics 11, 33-49.
Foster-Carter, Aiden., 1976, “From Rostow to Gunder Frank: Conflicting Paradigms in the Analysis of Underdevelopment”. World Development 4 (March), 167-180.
-----------------., 1977, “The Modes of Production Controversy”. New Left Review, 107 (January-February), 47-77.
Frank, Andre Gunder., 1966, Capitalism and Underdevelopment in Latin America: Historical Studies of Chile and Brazil. New York: Mothly Review Press.
----------------., 1969, Latin America-Underdevelopment or Revolution: Essays on the Development of Underdevelopment and the Immediate Enemy. New York: Monthly Review Press.
----------------., 1975a, “Development and Underdevelopment in the New World: Smith and Marx vs the Weberians”. Theory and Society 2, 431-466.
----------------., 1977a, “Dependence is Dead, Long Live Dependence and the Class Struggle: An Answer to Critics,” World Development 5, 355-370.
----------------., 1977b, “Long Live Transideological Enterprise: The Socialist Economies in the Capitalist International Division of Labor”. Review 1, 91-140.
----------------.,1978a, Dependent Accumulation and Underdevelopment. London: MaCmillan. New York: Mothly Review Press, 1979.
----------------., 1977, Mexican Agriculture, 1521-1630: Transformation of the Mode of Production. Cambridge University Press.
----------------., 1981a, Crisis in the Third World. New York: Holmes and Meiyer.
----------------., 1981b, Crisis: In the World Economy, London: Heinemann.
----------------.,1981c, Reflections on the World Crisis. New York: Mothly Review Press.
Gerstein, Ira., 1976, “Theories of the World Economy and Imperialism”. Insurgent Sociologist 7, 9-22.
Ovgaard, Morten., 1982, “Some Remarcks Concerning Peripheral Capitalism and the Peripheral State. Science and Society 46, 385-404.
Petras, James., 1966, “The Roots of Underdevelopment”. Monthly Review 9, 4 – 55.
----------------., 1977, “Dependency and World System Theory: A Critique and New Directions”. Latin American Perspectives 7, 148-155.
Sau, Ranjit., 1975, “Capitalism, Imperialism, and Underdevelopment”. Economic and Political Weekly. 33-35: 1263-1276.